Rabu, 12 Mei 2010

Tangisan sang ibu

Suatu ketika, ada seorang anak laki-laki yang
bertanya kepada ibunya. "Ibu, mengapa Ibu
menangis?". Ibunya menjawab, "Sebab, Ibu
adalah seorang wanita, Nak". "Aku tak
mengerti" kata si anak lagi. Ibunya hanya
tersenyum dan memeluknya erat. "Nak, kamu
memang tak akan pernah mengerti...."
Kemudian anak itu bertanya pada ayahnya.
"Ayah, mengapa Ibu menangis? Sepertinya
Ibu menangis tanpa ada sebab yang
jelas?"Sang ayah menjawab, "Semua wanita
memang menangis tanpa ada alasan". Hanya
itu jawaban yang bisa diberikan ayahnya.
Lama kemudian, si anak itu tumbuh menjadi
remaja dan tetap bertanya-tanya, mengapa
wanita menangis.
Pada suatu malam, ia bermimpi dan bertanya
kepada Tuhan."Ya Allah, mengapa wanita
mudah sekali menangis?"Dalam mimpinya,
Tuhan menjawab,"Saat Kuciptakan wanita,
Aku membuatnya menjadi sangat
utama.Kuciptakan bahunya, agar mampu
menahan seluruh beban dunia dan isinya,
walaupun juga, bahu itu harus cukup nyaman
danlembut untuk menahan kepala bayi yang
sedang tertidur.
Kuberikan wanita kekuatan untuk dapat
melahirkan, danmengeluarkan bayi dari
rahimnya, walau, seringkali pula, ia kerap
berulangkali menerima cerca dari anaknya itu.
Kuberikan keperkasaan, yang akan
membuatnya tetap bertahan, pantang
menyerah, saat semua orang sudah putus
asa.
Pada wanita, Kuberikan kesabaran, untuk
merawat keluarganya, walau letih, walau sakit,
walau lelah, tanpa berkeluh kesah.
Kuberikan wanita, perasaan peka dan kasih
sayang, untuk mencintai semua anaknya,
dalam kondisi apapun, dan dalam situasi
apapun. Walau, tak jarang anak-anaknya itu
melukai perasaannya, melukai hatinya.
Perasaan ini pula yang akan memberikan
kehangatan pada
bayi-bayi yang terkantuk menahan lelap.
Sentuhan inilah yang akan memberikan
kenyamanan saat didekap dengan lembut
olehnya.
Kuberikan wanita kekuatan untuk
membimbing suaminya, melalui masa-masa
sulit, dan enjadi pelindung baginya. Sebab,
bukankah tulang rusuklah yang melindungi
setiap hati dan
jantung agar tak terkoyak? Kuberikan
kepadanya kebijaksanaan, dan kemampuan
untuk
memberikan pengertian dan menyadarkan,
bahwa suami yang baik adalah yang tak
pernah melukai istrinya. Walau, seringkali pula,
kebijaksanaan itu akan menguji setiap
kesetiaan yang
diberikan kepada suami, agar tetap berdiri,
sejajar, saling melengkapi, dan saling
menyayangi.
Dan, akhirnya, Kuberikan ia air mata agar
dapat mencurahkanperasaannya. Inilah yang
khusus Kuberikan kepada wanita, agar dapat
digunakan kapanpun ia inginkan. Hanya inilah
kelemahan yang dimiliki wanita, walaupun
sebenarnya, air mata ini adalah air mata
kehidupan".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar